Kamis, 22 April 2010

Trik Efektif Minta Naik Gaji

Trik Efektif Minta Naik Gaji





Kadang-kadang, dunia ini terasa kurang adil. Sementara pekerjaan kian hari kian menggunung, hingga rasanya ‘bernapas pun sulit’, eh kompensasi yang diberikan tidak seberapa. Pantas, dong, kalau Anda panas hati. Tapi, daripada menguras energi ngomel-ngomel di belakang, boleh saja Anda berencana menuntut hak atas prestasi Anda. Nah, informasi dan persiapan apa saja, sih, yang perlu diperhatikan sebelum mengajukan permohonan bonus atau kenaikan gaji?

DATA LENGKAP & AKURAT
Menurut Sylvina Savitri, konsultan dari Experd, ada tiga langkah pokok yang perlu dicermati.
Menyangkut sikon. Si pemohon harus peka dan pintar melihat waktu yang tepat untuk mengajukan permintaan kenaikan gaji. Selain itu, pemohon juga harus awas dengan kondisi finansial perusahaan.

Jadi, kapan, dong, situasi paling bijaksana mengajukan permohonan?
Jawabnya, ketika Anda baru menuntaskan tugas penting dengan hasil cemerlang. Pada saat ini, atasan biasanya bersikap lebih terbuka.
Kedua, Anda harus menggali informasi sehingga dapat mengetahui nilai jual diri di pasar internal maupun eksternal perusahaan.
Ketiga, Anda harus menyusun catatan lengkap tentang kontribusi dan prestasi yang sudah Anda lakukan atau peroleh.
Cantumkan juga data diri mengenai peningkatan kualifikasi diri yang Anda dapatkan sejak gaji terakhir. Seperti, gelar master dan sertifikat pelatihan yang diterima beberapa bulan lalu. K

PROSEDUR TERBAIK
Mengajukan permohonan kenaikan gaji pastinya harus dipikirkan matang-matang, karena mengandung risiko dan konsekuensi. Karena itu, evaluasi diri hukumnya wajib!

Sebenarnya, evaluasi diri apa saja yang perlu dilakukan? Menurut Sylvina, pertama, si pemohon harus memfokuskan diri pada apa yang pantas didapat, bukan yang dibutuhkan. Siapkan juga alasan yang mendukung.

Kedua, bersikap realistis. Anda harus memahami posisi atasan/organisasi. Politik di kantor jangan dipandang sebelah mata, ada baiknya mengenali perasaan atasan mengenai kenaikan gaji karyawan.

Langkah selanjutnya adalah menjadikan faktor kinerja sebagai dasar permintaan kenaikan gaji. Anda juga tidak boleh lupa menekankan kontribusi atau komitmen di masa depan bagi tim atau perusahaan. Hindari kalimat bernada mengancam.

Sebenarnya, situasi yang ideal adalah membiarkan atasan yang memegang kendali. Hal ini menunjukkan kesan bahwa Anda mengapresiasi dirinya. Anda tentunya tak ingin dicap bawahan yang lancang, ‘kan?

Setelah pertemuan dengan atasan berakhir, buatlah catatan yang berisi poin-poin hasil diskusi Anda dengan atasan, hal-hal yang menjadi kekuatan diri Anda seperti tugas atau proyek Anda yang cemerlang. Kirimkanlah memo ini sebagai dokumentasi ke atasan. Jika Anda khawatir akan sulit untuk menyampaikan hal-hal yang ingin Anda sampaikan saat meeting, memo ini dapat pula dititipkan kepada sekretaris atasan atau dikirimkan lewat jaringan e-mail.


sumber : http://www.femina-online.com/issue/issue_detail.asp?id=53&cid=3&views=294

Tidak ada komentar:

Posting Komentar