Rabu, 14 April 2010

Pesawat Boeing 737 Merpati Terbelah Dua, 84 Luka

Pesawat Boeing 737 Merpati Terbelah Dua, 84 Luka
Terbang dari Surabaya, Cathay Pacific Mendarat Darurat di Hongkong

MANOKWARI - Dua kecelakaan pesawat terjadi di dua lokasi berbeda kemarin (13/4). Kecelakaan pertama menimpa pesawat milik Merpati di Bandara Rendani, Manokwari. Sementara itu, pesawat Cathay Pacific yang terbang dari Surabaya mendarat darurat di Bandara Hongkong.

Meski tidak ada korban jiwa, warga Indonesia yang menumpang dua pesawat itu terluka. Sebanyak 84 penumpang dan awak pesawat Merpati dilarikan ke rumah sakit. Dari delapan korban luka pesawat Cathay, belum diketahui yang berasal dari Indonesia. Tetapi, seorang WNI bernama Dewi mengalami luka di bagian tangan.

Radar Sorong (Jawa Pos Group) melaporkan, kecelakaan pesawat Merpati terjadi sekitar pukul 10.55 WIT saat mendarat di tengah hujan dan cuaca berkabut. Pesawat Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan PK-MDE 836 itu terbang dari Sorong dengan membawa 103 penumpang. Yakni, 97 orang dewasa, tiga anak-anak, dan tiga bayi. Dari jumlah itu, 69 di antaranya naik dari Sorong (65 dewasa, dua anak-anak, dan dua bayi).

Setelah tergelincir, pesawat terempas keluar dari landasan sejauh 300 meter. Selanjutnya, pesawat itu berhenti di seberang sungai setelah menabrak dan menumbangkan pohon-pohon besar. Akibat benturan itu, badan pesawat patah menjadi dua bagian. Mesin di bagian kiri terlepas dan terjatuh ke tanah. Bagian depan pesawat penyok dan bagasi terbuka.

Saksi mata menuturkan, terdengar tiga kali bunyi benturan seperti ledakan setelah insiden itu. Pesawat mengalami rusak berat. ''Satu ledakan terdengar agak keras, dan dua lainnya kecil,'' tutur John Altion, petugas komunikasi bandara.

Sebanyak 84 korban luka dilarikan ke RS TNI-AL Dr Azhar Zahir dan RSUD Manokwari. Di RS TNI-AL , dirawat 41 orang. Termasuk pilot, co-pilot, dan kru pesawat lain.

Menurut Kepala RS TNI-AL Manokwari Mayor Laut (K) dr Franciscus Tannardus, 20 korban harus menjalani rawat inap dan 21 dipulangkan setelah mendapat perawatan.

RSUD Manokwari merawat 43 korban luka-luka. Menurut Pjs Kepala RSUD Manokwari Pieter Ihalauw, yang harus dirawat inap berjumlah 41 orang dan dua lainnya rawat jalan. ''Sebagian besar di antara mereka luka di kepala, tangan, dan kaki. Ada yang mengalami gangguan abdomen,'' katanya.

Sebagian penumpang berasal dari Manokwari dan Sorong. Di antara korban luka, terdapat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat Frans Kosoma, Kepala Biro Umum Setdaprov Papua Barat Jakonias Sawaki, dan Bambang Noroguntoro (kepala Bandara Rendani, Manokwari).

Bambang Noroguntoro menceritakan, kepanikan luar biasa melanda para penumpang ketika pesawat tidak bisa dikendalikan dan keluar landasan pacu. Hampir semua penumpang berteriak histeris. ''Saat rasa pesawat terguncang, saya mencoba berlindung di balik tempat duduk. Kepala saya terbentur karena guncangan,'' ujarnya. Dia cedera di bagian kaki dan sempat dua jam dirawat di RS TNI-AL.

Penumpang makin panik ketika melihat pesawat terbelah. Dengan perasaan waswas, penumpang pun berusaha menyelamatkan diri lewat pintu depan dan darurat. Saat meloncat dari pesawat itulah, beberapa mengalami patah kaki akibat benturan keras.

Petugas Bandara Rendani, dengan dibantu warga, berusaha membantu evakuasi para korban luka-luka. Mereka dilarikan ke rumah sakit dengan mobil yang ada. Termasuk, pilot Djoko Sugianto, co-pilot Agus Purnomo, dan tiga pramugari. Seorang pramugari tak sadarkan diri saat dilarikan ke rumah sakit.

Bambang Noroguntoro mengatakan, pesawat yang semula berangkat dari Makassar ini sempat tertunda di Sorong karena cuaca buruk. Namun, pesawat tetap terbang ke Manokwari meski hujan deras turun sejak pagi di ibu kota Provinsi Papua Barat ini.

Dia menduga cuaca buruk serta tidak berfungsinya rem sebagai penyebab kecelakaan. Bambang tidak mendengar tanda pengereman saat pesawat mendarat. ''Kalau pesawat landing, pasti terdengar bunyi rem. Apalagi, landasan basah. Tapi, tadi tidak ada tanda-tanda pengereman sehingga pesawat overrun dan lewati ujung landasan dan kemudian masuk sungai,'' terangnya.

Pilot sebetulnya sudah diingatkan agar menunggu sesaat di Sorong karena cuaca di Manokwari buruk. Tetapi, sekitar pukul 09.30 WIT, pesawat Batavia Air yang juga terbang dari Sorong berhasil mendarat mulus di Manokwari di tengah hujan deras. Karena itu, pesawat Merpati mengikuti. Tetapi, pilot Djoko Sugianto diduga tak mampu mengendalikan pesawat sehingga keluar landasan.

Kecelakaan pesawat berbadan lebar ini merupakan kali kedua di Bandara Rendani, Manokwari dalam lima tahun terakhir. Pada 5 Januari 2005 pesawat Celebes nomor penerbangan XRE 810 tergelincir keluar landasan pacu. Banyak pihak mempertanyakan kelayakan Bandara Rendani untuk didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing.

District Manager Merpati Sorong Philipus P.D. Rosari mengatakan, sebelum terbang mesin pesawat berkapasitas 134 seat itu telah dicek. Tetapi, karena cuaca buruk, kecelakaan terjadi. ''Soal cuaca, siapa yang tahu karena berubah-ubah. Yang jelas, pesawat layak karena sudah dicek sebelum terbang,'' ujarnya. Dia memastikan, Merpati menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan korban luka.

Hingga sore kemarin aparat TNI dan Polri dibantu tim SAR (search and rescue) membersihkan lokasi. Barang-barang milik penumpang di bagasi pesawat dikeluarkan. Lokasi di sekitar pesawat dipasang garis polisi (police line) untuk mencegah warga mendekat.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan tim investigasi ke Manokwari untuk menyelidiki. Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, tim terdiri lima orang. Mereka adalah Kapten Hairudin, dan teknisi Ir Joseph Tumenggung, Ir Hendry, dan Ir Ronald, serta Prita Wijaya.

Tim terbang ke Papua tadi malam sekitar pukul 22.00 dan dijadwalkan tiba pagi ini untuk langsung terjun ke lokasi. Dalam beberapa hari ke depan, tim mencari dan mengumpulkan fakta-fakta di lapangan terkait dengan penyebab insiden itu. ''Secepatnya. (Penyelidikan) tidak boleh lebih dari sebulan. Itu aturannya,'' kata Tatang kemarin.

Menurut Tatang, makin cepat penyelidikan, makin baik hasilnya. Data yang tercecer dapat langsung terkumpul dan disusun. Selanjutnya, data dibawa ke Jakarta untuk diolah untuk mencari tahu penyebab kecelakaan.

Dalam 10 bulan ke depan, lanjut dia, data itu harus sudah tertuang dalam final report. Laporan itulah yang nanti digunakan sebagai masukan kepada dirjen Perhubungan Udara dan maskapai penerbangan untuk evaluasi dalam mengantisipasi kejadian serupa.

Tatang menuturkan, seringnya terjadi kecelakaan pesawat disebabkan adanya akumulasi insiden kecil yang tidak pernah dilaporkan operator penerbangan. ''Misalnya, ada kerusakan-kerusakan kecil yang jelas mengganggu, tapi tidak pernah dilaporkan ke kita (KNKT). Padahal, itu sangat penting untuk data dan masukan buat maskapai,'' katanya.

Sementara itu, pesawat Airbus A330 milik Cathay Pacific dengan nomor penerbangan CX780 terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Hongkong kemarin akibat kerusakan mesin. Pesawat dengan 309 penumpang dan 13 awak itu mendarat darurat setelah satu di antara dua mesinnya mati secara mendadak.

Enam rodanya meledak saat pesawat mendarat dengan kecepatan tinggi sekitar pukul 13.43 waktu setempat (pukul 12.43 WIB). Sinyal api di kokpit menyala saat percikan api keluar dari roda pendaratan akibat pengereman darurat. Api juga sempat keluar dari mesin pesawat, tetapi berhasil dipadamkan oleh petugas dengan cepat.

Para penumpang keluar dari pesawat lewat tiga pintu darurat. ''Delapan orang penumpang terluka dan telah dirawat di rumah sakit,'' kata Tony Tyler, chief executive Cathay Pacifi, dalam jumpa pers.

Cathay Pacific dan Hong Kong Civil Aviation Department masih menyelidiki penyebab kerusakan mesin itu. Sumber internal di Cathay Pacific, seperti dikutip kantor berita DPA, menyatakan bahwa salah satu mesin mengalami masalah setelah terbang 4,5 jam. Tetapi, karena masih mampu, pesawat tersebut melanjutkan penerbangan ke Hongkong dengan satu mesin. (kuh/jpnn/AFP/AP/DPA/dwi)





Menelusuri Aset Cirus Sinaga, Jaksa Yang Terseret Kasus Mafia Pajak
Australia Jamin Keselamatan Mahasiswa Indonesia yang Menuntut Ilmu
SJ Beberkan Jaringan Besar Markus
Mangkir 83 Hari, Karir Susno Duadji di Polri Kemungkian Tamat
Kasus Mafia Pajak Munculkan Dugaan Kebocoran Pajak Rp 240 T
Denny Indrayana: Perlindungan Hukum kepada Susno Terbatas
Teliti Berkas Bahasyim, Tunjuk Jaksa Gabungan
RI Ajukan Tambahan Kuota Haji ke Saudi
Eks Menkes Dituntut Lima Tahun Penjara
Anggap Wajar Menteri Rangkap Ketum Parpol
BPK Temukan Penyimpangan Rp 46,55 T
Tahun Baru, Kaus Merah Tetap Demo
KPK Panggil Pejabat KSSK Pekan Ini
Kritik Kemendagri Kebiri Hak Politik
David Setiabudi, Dosen yang Juga Kreator Game Pertama di Indonesia
HALAMAN KEMARIN
Susno Saling Dorong dengan Petugas yang Menangkap Dirinya
Merasa Terancam, Susno Minta Perlindungan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum
Demonstran Minta Raja Bhumibol Turun Tangan Tengahi Krisis di Thailand
Artis Maju Pilkada Tak Cukup dengan Modal Populer dan Uang
Densus 88 Keler 5 Teroris DPO Aceh ke Jakarta
PT First Mujur Akui Beli Cek dan Bagikan ke Anggota DPR periode 1999-2004
Berkas Anggodo Lengkap
Markus Palsu, TVOne Akui Salah
Sofyan Bantah Setujui Proyek
SBY: Politik Uang Rusak Demokrasi



sumber : http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=showpage&kat=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar