Senin, 08 Maret 2010

filsafat jawa

Filsafat Jawa May 16th, 2008
Filsafat sebagai suatu proses, yang dalam hal ini diartikan dalam bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses suatu pemecahan permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Semua manusia yang normal senantiasa ditandai dengan kegiatannya yang sangat khas yaitu kegiatan berfikir. Maka kegiatan berfikir inilah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk yang lainnya. Namun tak semua kegiatan berfikir disebut kegiatan berfilsafat. Dalam kehidupan sehari-hari ini saja banyak hal dapat kita jadikan filsafat, asal kita mampu berfikir.

Dalam tugas filsafat popular ini saya akan mencoba membahas mengenai filsafat jawa yang belakangan mulai dilupakan. Padahal bila kita mampu menggalinya ada banyak pesan yang disampaikan melalui filsafat jawa. Yang akan saya sampaikan disini adalah satu dari sekian banyak filsafat jawa.

Disini saya akan membahas mengenai alat pembajak yang tradisional yang masih sering digunakan oleh petani jawa dalam membajak sawahnya ternyata memiliki arti dalam kehidupan.

* Dalam membajak seorang petani membutuhkan dua kerbau, kenapa selalu dua? Karena mereka saling melengkapi, tanpa satu diantaranya maka kegiatan membajak tidak akan berjalan. Demikian dalam maknanya dalam kehidupan, sepasang kerbau memiliki arti bahwa dalam kehidupan ini selalu berpasangan, ada siang ada malam, ada panas ada dingin, ada kiri ada kanan, dan masih banyak lagi. Demikian pula dalam hal berpasangan, Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan.
* Kemudian diantara dua kerbau ada tali yang menghubungkan, dalam kehidupan tali itu diartikan sebagai penghbung antara keduanya sehingga selalu seimbang.
* Kemudian dalam alat pembajak juga ada alat pengendali kedua kerbau yang hanya ada satu dan menghadap ke atas, dalam kehidupan alat pengendali ini memiliki arti bahwa dalam melakukan kegiatan apapun ada yang mengendalikan kita, dan pengendali itu hanya ada satu, yaiu yang diatas, sehingga dengan adanya pengendali ini kita akan selalu ingat terhadap yang diatas.
* Pembajaknya, bagi petani bajak disini berfungsi sebagai alat pembajak tanah sehingga tanah tersebut menjadi subur, demikian pula dalam kehidupan nyata, kesejahtaraan hidup akan tercipta bila masing-masing individu memiliki kesadaran.
* Tanah, tanah sendiri memilikiarti dalam kehidupan. Jika dalam pertanian tanah yang dibajak adalah dibolak-balik supaya menjadi subur, maka dalam kehidupan nyata, tanah yang dibolak-balimadalah menggambarkan bahwa keadaan yang terjadi dalam kehidupan juga dibolak-balik, bila kita tidak mampu bertahan maka akan ikut terbawa arus, sedangkan yang mampu membatasi dan bertahan maka akan berhasil.
* Selain yang diatas juga ada alat pemukul kerbau, dalam kehidupan nyata alat pemukul ini memiliki makna sebagai penggerak sekaligus penyemangat dalam melakukan kegiatan atau aktifitas apapun.
* Yang terakhir adalah, alat yang digunakan untuk menutupi atau membungkus mulut kerbau, bila dalam pertanian alat ini untuk mencegah supaya kerbau tidak memakan saat sedang bekerja, dalam kehidupan memiliki makna bahwa agar kita tidak rakus sehingga ada pembatasan yang mampu mencegah manusia agar tidak rakus, displin, dan tidak mengambil yang bukan haknya.

Dari beberapa hal yang saya kemukakan diatas adalah merupakan penggambaran dalam kehidupan yang terkait dengan filsafat jawa

link : http://intl.feedfury.com/content/16333545-filsafat-jawa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar