Kamis, 03 Juni 2010

Sejumlah Penelitian tentang Asupan Garam

TEMPO Interaktif, Jakarta — Sudah ada cukup bukti bahwa asupan garam yang tinggi bisa membahayakan kesehatan. Menurut penelitian, mengkonsumsi garam secara berlebihan bisa mengakibatkan timbulnya berbagai jenis penyakit, seperti darah tinggi, penyakit jantung, ginjal, bahkan stroke. Begitu bahayanya asupan garam yang tinggi, Michael Jacobson, dari Center of Science in Public Interest, Amerika Serikat, mengatakan, “Garam merupakan bahan makanan dengan pengaruh terburuk.”
Topik ini pun menjadi bahasan di sejumlah pertemuan ilmiah. Yang terbaru, pertemuan dan pameran ilmiah tahunan ke-25 Masyarakat Hipertensi Amerika, Mei ini, antara lain mempresentasikan hasil penelitian tentang pengaruh garam terhadap tekanan darah orang Asia.
Pada pertemuan itu, peneliti dari Universitas Karolinska, Stockholm, Swedia, mengevaluasi sebuah komponen genetik yang potensial menyebabkan hipertensi. Menurut peneliti, hipertensi secara esensial adalah suatu keadaan yang kompleks yang disebabkan oleh interaksi banyak faktor, yakni faktor genetik dan lingkungan, termasuk asupan garam.
Jika penelitian membuktikan bahwa konsumsi garam yang berlebihan bisa menimbulkan sejumlah penyakit serius, sebaliknya, makan dengan sedikit garam bisa mencegah penyakit jantung. Studi oleh peneliti dari Boston, Amerika Serikat, beberapa waktu silam, menyebutkan, orang-orang yang mengurangi jumlah garam dalam diet mereka bisa mengurangi seperempat risiko terserang penyakit jantung, dan menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga seperlima.
Semua peserta yang diteliti memiliki tekanan darah tinggi-normal (pra-hipertensi). Karena itu, mereka punya risiko yang lebih besar terkena penyakit jantung. Pada kelompok pertama, peserta dicoba mengurangi asupan sodium sebanyak 25-35 persen, sementara kelompok kedua (kelompok kontrol) tidak mengurangi asupan garam mereka.
Peneliti menemukan bahwa peserta yang telah mengurangi asupan garam selama percobaan cenderung melakukan diet garam lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang berada di kelompok kontrol. Secara keseluruhan, para peneliti memperoleh informasi, dari 2.415 peserta, 200 orang di antaranya dilaporkan mengalami masalah kardiovaskuler.
Penelitian serupa dilakukan oleh Kacie Dickinson dari Universitas Flinders, Australia, 2009. Studi ini pun menunjukkan hasil serupa bahwa mengurangi asupan garam bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah. Penelitian oleh Dickinson dan kawan-kawan ini telah menyediakan bukti lebih lanjut mengenai pentingnya mengurangi asupan sodium untuk memperbaiki kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler.
Para peneliti itu juga menunjukkan bahwa pengurangan sodium bermanfaat bagi orang-orang dengan tekanan darah normal dan bagi mereka yang kelebihan berat badan.
Mengingat begitu bahayanya mengkonsumsi garam berlebihan, baru-baru ini para ilmuwan di Amerika Serikat menyerukan agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengeluarkan aturan pemakaian garam di negeri itu. Mereka mengusulkan agar FDA untuk secara bertahap membatasi jumlah pemakaian garam oleh pabrik, restoran, dan penyedia layanan makanan dalam pengolahan makanan.
Dalam sebuah laporan yang berasal dari Institute of Medicine (IOM) bulan lalu, sejumlah ahli mengemukakan alasan yang mendasari rekomendasi ini. Dalam 40 tahun terakhir, tidak banyak perubahan dalam upaya mengurangi asupan sodium, walaupun itu menjadi prioritas kesehatan nasional. Masyarakat Amerika masih mengkonsumsi natrium lebih dari batas yang baik untuk kesehatan. Orang Amerika mengkonsumsi rata-rata 3.400 gram sodium sehari. Dan ini membuat mereka berisiko tinggi terkena tekanan darah tinggi dan penyakit lain yang terkait.
Jane E. Henney, profesor kedokteran di Universitas Cincinnati, dan kawan-kawan yang menulis laporan itu, mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa orang bisa dibiasakan makan makanan dengan sedikit garam. Jika dilakukan secara bertahap, selera masyarakat dapat disetel ulang untuk rasa makanan yang kurang asin. IOM menunjukkan bahwa garam 1.500 miligram per hari cukup untuk orang dewasa.
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah mencari garam pengganti berkadar sodium rendah. Profesor Bruce Neal, dari The George Institute for International Health, pernah melakukan penelitian tentang penggunaan garam pengganti oleh penduduk pedesaan di Cina Utara. Neal melaporkan, di antara 600 orang yang diteliti di pedesaan Cina bagian utara, asupan garam pengganti berkadar sodium rendah dan potasium tinggi secara signifikan dapat mengurangi tekanan darah. Menurut dia, ini merupakan strategi baru dengan biaya rendah untuk pencegahan penyakit jantung, stroke, dan penyakit

sumber : http://www.infoanak.com/sejumlah-penelitian-tentang-asupan-garam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar